Pulau Huha adalah sebuah pulau tak berpenghuni di tengah perairan Kwandang, Gorontalo Utara. Pulau ini dapat dijelajahi dengan nyaman tanpa terganggu oleh keramaian, terutama karena belum banyak yang tahu tentang pulau kecil yang eksotis ini.

Hamparan pasir putih, gradasi biru air, dan pemandangan bawah laut yang masih terjaga mampu memenuhi hasrat para pecinta alam yang ingin mengasingkan diri dari kehidupan kota untuk sesaat. Makanya, siapa saja pasti betah berlama-lama di sini untuk memanjakan mata dan bertualang di alam bebas. Ingin bermalam di Pulau Huha? Mendirikan tenda dan menikmati malam di tepi pantai tentunya bisa menjadi pengalaman menarik yang bisa Anda lakukan di sini.

Cara termudah untuk menuju Pulau Huha dari Jakarta adalah dengan menggunakan pesawat yang terbang langsung ke Gorontalo. Sampai di Bandar Udara Jalaluddin Gorontalo, perjalanan dilanjutkan melalui darat di mana Anda bisa menikmati pemandangan wilayah Gorontalo Utara hingga sampai di dermaga Pelabuhan Kwandang. Petualangan menuju pulau ini diakhiri dengan menaiki perahu, ditemani oleh desiran ombak yang memanggil Anda untuk menciptakan pengalaman tak terlupakan saat sampai di Pulau Huha.

Untuk menginap di pulau tak berpenghuni ini, Anda bisa memasang tenda dan tidur di bawah hamparan bintang. Namun jika Anda ingin merasakan petualangan yang lebih seru, Anda bisa membawa beberapa peralatan sederhana dan memanfaatkan bahan-bahan dari alam untuk mendirikan tempat berteduh buatan sendiri. Salah satu tempat berteduh yang bisa Anda buat dari bahan-bahan yang tersedia di pulau ini adalah bivak.

Bivak adalah tempat berlindung sementara yang biasa digunakan di saat-saat darurat. Bangunlah bivak yang kokoh menggunakan bahan-bahan yang ada di Pulau Huha, seperti dahan dan ranting, supaya terlindung dari gangguan binatang dan faktor alam. Selain itu, bivak sebaiknya didirikan di tempat yang datar dan kering supaya tidur Anda bisa lebih nyaman. Bagaimana jika bivak terpaksa dibangun di tempat yang lembap? Triknya adalah melapisi alasnya dengan dedaunan atau sejenisnya.

Membuat bivak adalah salah satu kemampuan wajib untuk menjaga kelangsungan hidup di saat darurat. Jika Anda berhasil mendirikan bivak di Pulau Huha, artinya Anda sudah selangkah lebih siap untuk bertahan hidup di alam bebas.

Tujuh jam perjalanan dari Kota Gorontalo, terdapat sebuah desa tempat tinggalnya Suku Bajo yang dikenal sebagai pelaut ulung. Suku Bajo adalah suku laut yang tinggal di rumah berbentuk panggung di Teluk Tomini. Mereka hidup di desa bernama Torosiaje yang didirikan lebih dari 100 tahun lalu dan menyimpan keunikan berupa ratusan rumah panggung yang berdiri di atas permukaan air dan terhubung oleh jembatan-jembatan kayu.

Torosiaje dalam Bahasa Bajo terdiri dari dua kata: “toro” yang artinya tanjung, dan “siaje” yang merupakan nama panggilan untuk orang yang menemukan tanjung tersebut, yaitu si Aje (Haji). Melihat keunikan budaya dan cara hidup masyarakat Desa Torosiaje yang hidup di lautan ini pantas untuk masuk ke jadwal perjalanan Anda saat berkunjung ke Gorontalo.

Desa Torosiaje terletak di Kecamatan Popayato, Kabupaten Pohuwato. Dari Jakarta, Anda bisa berangkat menggunakan pesawat langsung ke Bandara Jalaluddin Gorontalo. Perjalanan dilanjutkan selama 7 jam melalui darat yang tak akan terasa terlalu lama, karena Anda akan menikmati pemandangan selama kendaraan membelah daratan Sulawesi Utara. Lalu, setelah sekitar 15 menit menggunakan perahu dari dermaga Torosiaje, Anda akan melewati sebuah gerbang di atas air yang menyambut Anda dengan tulisan “Welcome to Bajo”.

Suku Bajo terkenal pandai menangkap ikan menggunakan tombak. Teknik menombak atau spearfishing ini sudah digunakan sejak lama oleh manusia. Dalam bentuk sederhananya, alat untuk menombak hanya terbuat dari batang kayu, mata tombak yang ujungnya memiliki kait, dan tali yang digunakan untuk menarik hasil tangkapan.

Ingin tahu langkah dasar menombak ikan? Pertama-tama, Anda harus turun ke dalam laut sambil menahan napas dan mencari tempat-tempat yang terdapat banyak ikan. Saat sudah menemukan ikan sasaran, Anda harus bergerak cepat untuk menangkapnya. Kegiatan spearfishing ini sering disebut sebagai olahraga ekstrem karena kita harus benar-benar memiliki kendali diri yang tinggi. Anda perlu memiliki kemampuan berenang dan teknik penyelaman bebas yang baik untuk berhasil menangkap ikan. Selain itu, Anda juga harus mengetahui batas kemampuan diri saat menyelam di kedalaman dan cara menggunakan senjata dengan aman.

Benteng Otanaha adalah sebuah bangunan bersejarah yang terletak di atas bukit di Kelurahan Dembe I, Kecamatan Kota Barat. Benteng ini diperkirakan dibangun pada abad ke-15 untuk memperkuat pertahanan kerajaan Gorontalo. Menurut sejarah, batuan yang digunakan untuk membangun dinding benteng ini direkatkan menggunakan bahan yang cukup unik, yaitu putih telur burung khas Sulawesi bernama burung maleo.

Untuk sampai ke puncak benteng ini, Anda harus menaiki lebih dari 300 anak tangga. Namun, Anda akan melihat panorama istimewa begitu sampai di atas. Mulai dari pemandangan Danau Limboto, perbukitan dan persawahan hijau, hingga sebagian kota Gorontalo bisa terlihat dari puncak Benteng Otanaha.

Benteng Otanaha berjarak sekitar 20 km dari Bandara Jalaluddin dan 8 km dari pusat Kota Gorontalo. Perjalanan menuju benteng ini biasanya menggunakan mobil atau becak motor sewaan karena lokasinya tidak dilewati oleh kendaraan umum. Untuk sampai di puncak bukit benteng ini, Anda mempunyai dua pilihan: menaiki anak tangganya yang berjumlah 348 buah atau menggunakan kendaraan yang bisa langsung sampai di puncaknya.

Menaiki ratusan anak tangga di benteng ini dapat menjadi tantangan tersendiri. Namun, dengan kemampuan fisik yang baik, hal ini tentu bisa dilalui dengan lebih mudah. Salah satu cara untuk meningkatkan kemampuan fisik Anda adalah dengan berlatih. Orang dewasa disarankan untuk melakukan latihan kardiovaskular seperti berlari atau aerobik selama minimal 150 menit dalam seminggu untuk meningkatkan stamina tubuh, dan latihan kekuatan seperti angkat beban dan sit-up minimal dua kali seminggu untuk membangun otot. Setiap latihan yang Anda jalani ini harus dilakukan secara bertahap agar tidak terasa berat.

Latihan fisik memiliki manfaat yang dapat kita rasakan dalam jangka pendek maupun panjang. Jika dilakukan secara teratur, latihan fisik tidak hanya bisa meningkatkan kesehatan dan mengurangi risiko kita dari penyakit berbahaya seperti diabetes tipe 2 dan penyakit jantung, tetapi juga meningkatkan kualitas hidup secara keseluruhan.

Berdiri setinggi 1.580 meter di atas permukaan laut wilayah Sulawesi Utara, Gunung Lokon adalah salah satu gunung berapi paling aktif di dunia. Uniknya, aliran lahar hasil letusan gunung yang telah membatu di sini menciptakan jalur yang mengarah ke kawah gunung. Jalur ini hanya berjarak sekitar 600 meter dari titik awal pendakian, mengajak para pengunjungnya untuk menyaksikan pemandangan dan aktivitas kawah Gunung Lokon yang mengepulkan asap.

Sebagian pengunjung yang datang ke sini memilih untuk menikmati pemandangan Gunung Lokon cukup sampai kawah, namun jika Anda ingin menaklukkan tantangan untuk mendaki lebih jauh, Anda bisa meneruskan pendakian hingga ke puncak. Kehebatan panorama Kota Tomohon, Manado, dan pulau-pulau kecil di sekitarnya dari atas awan tentu sepadan dengan perjuangan pendaki yang melewati jalur menanjak dan rumput ilalang yang tebal dan tinggi di gunung ini.

Gunung Lokon terletak di Kota Tomohon, Provinsi Sulawesi Utara, yang berjarak sekitar 25 km dari Manado. Dari Jakarta, Anda bisa terbang langsung ke Manado dan menempuh perjalanan menggunakan bus ke Tomohon dari Terminal Karombasan yang tak jauh dari pusat kota Manado. Dengan jalur yang menanjak dan berliku-liku di sepanjang perjalanan ini, pengalaman Anda ke Gunung Lokon akan terasa semakin seru.

Keindahan Gunung Lokon dan belasan gunung lainnya di Sulawesi Utara membuat wilayah ini menjadi daya tarik bagi para pendaki. Jika Anda termasuk salah satu pengunjung yang ingin mendaki gunung, sebelumnya Anda harus mengetahui langkah pertolongan pertama yang perlu dilakukan terhadap masalah yang mungkin muncul pada saat pendakian.

Salah satu hal yang rentan dialami pada saat pendakian gunung adalah hipotermia. Apa yang perlu dilakukan jika Anda atau orang lain mengalami hipotermia? Perhatikan gejala seperti menggigil, berhalusinasi, dan muntah-muntah karena Anda mungkin sedang mengalami hipotermia ringan. Orang yang mengalami hipotermia harus segera ditingkatkan suhu tubuhnya, antara lain dengan masuk ke dalam tenda atau tempat berteduh untuk menghindari angin, mengganti pakaian basah dengan yang kering, membalut diri dengan selimut atau sleeping bag, dan mengisi perut dengan makanan dan minuman hangat.

Dengan mengetahui langkah penanganan yang tepat saat terjadi permasalahan darurat, pendakian gunung bisa dijalani dengan lebih aman dan nyaman.

Di Kabupaten Minahasa, terdapat sebuah sungai di mana kita bisa merasakan keseruan wisata arung jeram. Sungai ini bernama Nimanga yang terletak di Desa Timbukar. Menariknya, tingkat kesulitan arung jeram di sungai ini berada di kategori yang cukup tinggi dengan panjang pengarungan mencapai 9 kilometer. Dengan air sungai yang tak pernah surut karena mata airnya berasal dari beberapa sumber, arena arung jeram di sungai Desa Timbukar terasa sungguh menantang dengan pemandangan pepohonan rimbun yang megah.

Jika belum puas memicu adrenalin dengan arung jeram, Kabupaten Minahasa juga memiliki obyek wisata lain yang lebih ekstrem bernama Tebing Kilo Tiga. Tebing alami ini berdiri setinggi 90 meter di Desa Kilometer Tiga dengan jalur pemanjatan yang dapat dibilang sulit, termasuk bagi olahragawan Panjat Tebing Nasional. Uniknya, permukaan Tebing Kilo Tiga tersusun sedemikian rupa oleh alam hingga tampak seperti deretan balok bertingkat yang semakin menonjol ke luar semakin ke atas. Beberapa jalur pemanjatan di tebing ini juga memiliki keunikan dengan nama dan ciri khasnya tersendiri, antara lain jalur Hang Dog di mana pemanjat harus bergantung dengan gaya anjing, dan jalur Climb or Swim (CoS) di mana jika pemanjat jatuh, ia akan tercebur ke dalam kolam kecil yang berada di bawahnya.

Desa Timbukar berada di Sonder, Kabupaten Minahasa, Provinsi Sulawesi Utara. Dari Jakarta, Anda bisa memulai perjalanan dengan terbang langsung ke Manado. Dari Bandara Sam Ratulangi di Manado, Anda bisa mencapai Desa Timbukar melalui jalur darat yang akan melewati kawasan perkampungan berupa deretan rumah khas Minahasa dengan berbagai tanaman bunga yang tumbuh liar di halamannya.

Tebing Kilo Tiga terletak di Desa Kilometer Tiga, Amurang, Kabupaten Minahasa, Provinsi Sulawesi Utara. Tebing ini berjarak sekitar 60 kilometer dari Kota Manado. Sesampainya di Kota Manado dari Jakarta, Anda bisa mencapai Desa Kilo Tiga menggunakan kendaraan pribadi atau angkutan umum. Jika Anda memilih bertualang menggunakan angkutan umum, maka Anda akan merasakan pengalaman berkendara di angkutan kota dan ojek Sulawesi Utara yang akan mengantar Anda hingga sampai di Desa Kilo Tiga.

Saat berada di Tebing Kilo Tiga, siapa saja pasti tergoda untuk mencoba panjat tebing di sini. Memanjat tebing sepintas memang terlihat sederhana. Namun, ada peralatan yang wajib dipersiapkan untuk mencegah kecelakaan fatal saat berada di atas tebing.

Apa saja peralatan yang perlu dibawa? Beberapa di antaranya adalah harness (alat yang dipasang di bagian perut yang berfungsi untuk mengaitkan tali kernmantle ke tubuh pemanjat), tali kernmantle (tali penopang beban pemanjat yang biasanya mampu menahan beban hingga 1-2 ton), karabiner (cincin kait berbentuk oval yang berfungsi untuk menahan beban hingga 3 ton), dan sarung tangan (untuk melindungi telapak tangan supaya tidak lecet).

Sebelum panjat tebing, pastikan Anda membawa peralatan pengaman di atas dan menguasai tekniknya dengan matang agar Anda dapat menyusuri tebing dengan lebih aman dan menyenangkan.

Desa Batutumonga terletak di lereng Gunung Sesean yang merupakan gunung tertinggi di Tana Toraja. Hal yang membuat tempat ini begitu istimewa antara lain adalah pemandangan makam batu kuno dan rumah khas Toraja yang berdampingan dengan hamparan awan.

Menambah keistimewaannya, Batutumonga merupakan salah satu tempat penghasil kopi Toraja yang khas. Berada pada ketinggian sekitar 1.400 - 2.100 meter di atas permukaan laut, biji kopi yang ditanam di sini menghasilkan karakter rasa yang unik. Jika Anda bermalam di Batutumonga, Anda bisa menyambut pagi dengan pemandangan desa dan sekitarnya sambil menyeruput segelas kopi Toraja.

Untuk sampai ke Tana Toraja dari Jakarta, Anda bisa menggunakan pesawat yang terbang ke Toraja via Makassar. Namun, jika Anda ingin menikmati lebih banyak pemandangan melalui jalur darat yang berkelok-kelok, Anda bisa menggunakan bus atau mobil sewaan dari Makassar hingga tiba di Batutumonga.

Penduduk Toraja umumnya tinggal di wilayah pegunungan dan memperoleh penghasilan utamanya dari kopi. Biji kopi yang tumbuh di wilayah tinggi dan subur ini dianggap sebagai faktor penting untuk menghasilkan kopi Toraja dengan cita rasa yang khas. Berada di sini, Anda bisa mempelajari kegiatan masyarakat lokal yang sehari-harinya bekerja menghasilkan kopi Toraja.

Bagaimana langkah awal untuk menghasilkan kopi yang berkualitas? Pertama, biji kopi yang dipetik harus memiliki warna dan kematangan yang prima. Kemudian, biji kopi harus dikupas dengan benar dan bersih tanpa tersisa kulit sedikitpun karena hal tersebut dapat mengganggu cita rasa akhir kopi. Langkah-langkah awal ini penting untuk menjaga kesempurnaan cita rasa kopi Toraja.

Bori Kalimbuang adalah situs megalitik yang terletak di Desa Sesean, Toraja Utara. Di sini, lo akan melihat sekumpulan menhir (batu besar lambang arwah nenek moyang) sebagai bentuk penghormatan pemuka adat atau keluarga bangsawan yang meninggal. Tempat bersejarah ini merupakan salah satu dari sembilan situs warisan budaya UNESCO di Toraja Utara.

Batuan menhir yang ada di Bori Kalimbuang berjumlah lebih dari 100 buah dengan diameter terbesar 180cm dan ukuran tertinggi 7m. Beberapa di antaranya bahkan sudah berusia ratusan tahun. Batu-batu untuk menhir ini berasal dari gunung dan dibentuk oleh seorang To’mapa (orang yang ahli memahat). Untuk memindahkan dan mendirikan satu buah menhir, dibutuhkan waktu beberapa hari hingga beberapa minggu karena berat batu bisa mencapai 5-7 ton. Menariknya lagi, sebelum proses pemahatan, upacara adat Rapasan Sapurandanan harus dilakukan dengan memotong 24 ekor kerbau. Dari sini tampak jelas bahwa orang-orang setempat sangat menghargai leluhur dan adat istiadatnya masih mengakar kuat.

Bori Kalimbuang berada di Jalan Bori, Kecamatan Sesean, yang tidak terlalu jauh dari pusat ibukota Toraja Utara. Dari Jakarta, lo bisa menggunakan pesawat yang terbang ke Toraja via Makassar. Alternatifnya, lo bisa menggunakan bus atau mobil sewaan dari Makassar dan mengamati kehidupan masyarakat Sulawesi Selatan dari lebih dekat. Begitu tiba di ibukota Toraja Utara, yaitu Rantepao, tinggal 8km lagi hingga sampai di tempat bersejarah ini.

Bori Kalimbuang berada di Jalan Bori, Kecamatan Sesean, yang tidak terlalu jauh dari pusat ibukota Toraja Utara. Dari Jakarta, lo bisa menggunakan pesawat yang terbang ke Toraja via Makassar. Alternatifnya, lo bisa menggunakan bus atau mobil sewaan dari Makassar dan mengamati kehidupan masyarakat Sulawesi Selatan dari lebih dekat. Begitu tiba di ibukota Toraja Utara, yaitu Rantepao, tinggal 8km lagi hingga sampai di tempat bersejarah ini.

Melihat besar dan tinggi menhir yang bervariasi mungkin membuat lo berpikir bahwa ukuran setiap batu sebanding dengan derajat atau status sosial pemuka adat atau keluarga bangsawan yang meninggal. Misalnya, semakin besar dan tinggi menhir, maka semakin tinggi kepentingan orang tersebut.

Namun, jangan terkecoh. Setiap menhir yang ada di sini memiliki nilai adat yang sama. Ukurannya dipengaruhi oleh situasi atau kondisi yang sedang dialami oleh pihak keluarga pada saat pembuatan menhir. Masalah keuangan keluarga atau kondisi masyarakat yang sedang kurang baik bisa memengaruhi besar atau tinggi batu yang akan dipahat dan didirikan menjadi menhir.

Dengan panjang kurang lebih 27km, Salukang Kallang adalah gua terpanjang di Indonesia. Gua bawah tanah ini merupakan gua horizontal dan vertikal yang terbentuk dari batuan karst dan termasuk dalam kawasan Taman Nasional Bantimurung-Bulusaraung yang dilindungi oleh pemerintah.

Gua ini berada di Desa Labuaja, Kecamatan Cenrana, Kabupaten Maros. Letaknya cukup strategis karena berada di jalan poros antara Kota Makassar dan Kabupaten Bone, sekitar 25 kilometer dari Kota Maros. Dari Jakarta, lo bisa naik pesawat ke Makassar dan melanjutkan perjalanan ke Kota Maros melalui jalur darat. Dari Maros, perjalanan ke gua bakal lo tempuh dengan berkendara sekitar 1,5 jam sambil menikmati pemandangan sawah dan pepohonan liar. Mulut Gua Salukang Kallang bakal lo temukan sekitar 800m dari jalan poros ini.

Setelah melewati mulut gua yang cukup kecil dengan diameter sekitar 50cm di kedalaman 10m, lo akan disambut oleh ornamen-ornamen seperti stalaktit, stalagmit, dan beberapa jenis ornamen cantik lainnya. Ornamen-ornamen ini sungguh hebat karena mereka telah melalui waktu beratus-ratus tahun untuk dibentuk oleh alam.

Saat menelusuri gua yang sudah terbentuk sejak ribuan tahun lalu ini, lo tidak hanya akan menunduk dan merayap, tapi juga berenang. Keindahan gua ini semakin sempurna karena adanya aliran sungai yang jernih. Sungai bawah tanah yang berada di Goa Salukang Kallang adalah salah satu sumber air bersih bagi masyarakat Maros dan sekitarnya. Konon katanya, gua ini bahkan pernah menjadi tempat tinggal para manusia prasejarah.

Gua Salukang Kallang berada di Desa Labuaja, Kecamatan Cenrana, Kabupaten Maros. Letak gua ini cukup strategis karena berada di jalan poros antara Kota Makassar dan Kabupaten Bone, sekitar 25 kilometer dari Kota Maros. Dari Jakarta, lo bisa naik pesawat ke Makassar dan melanjutkan perjalanan ke Kota Maros melalui jalur darat. Dari Maros, perjalanan ke gua bakal lo tempuh dengan berkendara sekitar 1,5 jam sambil menikmati pemandangan sawah dan pepohonan liar. Mulut Gua Salukang Kallang bakal lo temukan sekitar 800m dari jalan poros ini.

Untuk menyusuri Gua Salukang Kallang, lo harus turun melalui mulut gua sedalam 8 meter. Oleh karena itu, pastikan lo membawa peralatan dasar seperti tali dan peralatan caving (susur gua) yang memadai untuk turun ke gua. Bawa juga helm, head lamp, dan sepatu boots yang harus dipakai saat berada di dalam gua, karena lo harus siap saat menghadapi medan yang belum lo kenali dengan baik. Alat-alat pengaman ini bakal lo butuhkan untuk menghadapi kondisi seperti tidak adanya sinar matahari yang masuk, lantai gua yang basah dan lembap, dan tekstur langit-langit gua yang tajam dan kasar.

Selain terkenal sebagai produsen madu dan permen susu kerbau, Desa Penyaring juga merupakan salah satu tempat penghasil susu kuda liar yang dipercaya memiliki beragam khasiat. Saat berkunjung ke sini, beberapa aktivitas seru yang bisa lo lakukan antara lain adalah menyaksikan proses pengolahan susu kerbau segar menjadi permen dan pemerahan susu kuda liar di lokasi peternakan.

Uniknya, peternakan yang dilakukan oleh masyarakat Sumbawa – termasuk di desa ini – umumnya tidak memelihara ternak mereka di dalam kandang. Sebagian besar daerah Sumbawa berupa dataran tinggi dan bukit-bukit yang tandus, sehingga hewan-hewan ternak ini bisa dibiarkan berkeliaran di padang penggembalaan yang luas.

Selain melihat kehidupan peternakan yang ada di Desa Penyaring, lo juga bisa menikmati pemandangan Pantai Ai Loang yang indah. Bangkai kapal karam Jepang dari Perang Dunia II yang ada di pesisir utara desa ini juga cocok untuk ditelusuri oleh para pecinta diving. Hiburan lain yang tak kalah seru adalah arena pacuan kuda Angin Laut yang sering mengadakan lomba pacuan kuda tingkat regional.

Kombinasi dari budaya dan gaya hidup orang lokal, aktivitas yang dapat dilakukan, dan pemandangan cantik yang ada di sini membuat Desa Penyaring sangat menarik untuk dikunjungi. Desa ini terletak di Kecamatan Moyo Utara, Kabupaten Sumbawa, sekitar 12km dari Kota Sumbawa Besar. Untuk sampai di sini, lo bisa terbang ke Sumbawa Besar dari Jakarta yang biasanya akan transit terlebih dahulu di Lombok. Sesampainya di Bandara Sultan Muhammad Kaharuddin III Sumbawa Besar, sisa perjalanan lo tinggal sekitar 20 menit hingga tiba di Desa Penyaring.

Desa Penyaring terletak di Kecamatan Moyo Utara, Kabupaten Sumbawa, sekitar 12km dari Kota Sumbawa Besar. Untuk sampai di sini, lo bisa terbang ke Sumbawa Besar dari Jakarta yang biasanya akan transit terlebih dahulu di Lombok. Sesampainya di Bandara Sultan Muhammad Kaharuddin III Sumbawa Besar, sisa perjalanan lo tinggal sekitar 20 menit hingga tiba di Desa Penyaring.

Kuda liar di Desa Penyaring umumnya adalah kuda yang hidup bebas di padang penggembalaan yang luas, namun tetap diawasi dan dipelihara oleh pemiliknya. Lalu, bagaimana caranya memerah susu kuda yang bebas berkeliaran ini?

Hal pertama yang harus lo lakukan adalah menangkap kuda ternak menggunakan tali dan dibawa ke tempat pemerahan. Selanjutnya, ikat salah satu kaki belakang atau pinggang kuda yang akan diperah supaya ia tidak lari atau menyepakkan kakinya ke belakang dan menyerang lo. Setelah keadaan dipastikan aman, lo baru bisa memerah susu kuda dengan tenang.

Untuk mengonsumsi susu kuda liar, lo bisa minum langsung atau mencampurnya dengan sedikit madu. Ada juga yang berpendapat bahwa susu kuda liar akan lebih terasa khasiatnya setelah didiamkan beberapa minggu hingga beberapa bulan.

Gunung Tambora merupakan gunung berapi aktif setinggi 2.851mdpl yang terletak di Kabupaten Dompu, Nusa Tenggara Barat. Gunung ini pernah mengalami ledakan dahsyat pada 1815 yang disebut-sebut sebagai letusan terbesar dalam catatan sejarah modern. Dalam memoarnya, Thomas Stamfford Raffles mendeskripsikan bahwa letusan pertama yang terjadi pada saat itu terdengar hingga di Jakarta seperti meriam. Abu dari letusan Gunung Tambora ini sempat menutupi sebagian atmosfer bumi dan menciptakan “tahun tanpa matahari”.

Namun, dibalik peristiwa tersebut, Gunung Tambora menyimpan pesona alam yang luar biasa. Kawasan seluas 71.645,74 ha yang ada di sini telah diresmikan menjadi Taman Nasional, yang sangat kaya akan keanekaragaman hayati dan menjadi habitat berbagai jenis satwa. Tak heran jika gunung eksotis ini menjadi buruan para pendaki dari Indonesia dan mancanegara. Untuk naik ke Gunung Tambora, lo bisa memulai pendakian dari sebuah desa kecil di seberah barat lautnya yang bernama Desa Pancasila.

Gunung Tambora terletak di Semenanjung Sanggar, Kecamatan Pekat, Kabupaten Dompu, Nusa Tenggara Barat. Untuk sampai ke kaki gunung ini dari Jakarta, lo bisa menggunakan pesawat ke Bima yang biasanya bakal transit di Lombok. Sesampainya di Bima, perjalanan lo bisa dilanjutkan menggunakan bus menuju Dompu, lalu ke Kadindi. Dari sini, lo tinggal mencari ojek yang akan mengantar lo ke Desa Pancasila untuk memulai pendakian.

Gunung Tambora terletak di Semenanjung Sanggar, Kecamatan Pekat, Kabupaten Dompu, Nusa Tenggara Barat. Untuk sampai ke kaki gunung ini dari Jakarta, lo bisa menggunakan pesawat ke Bima yang biasanya bakal transit di Lombok. Sesampainya di Bima, perjalanan lo bisa dilanjutkan menggunakan bus menuju Dompu, lalu ke Kadindi. Dari sini, lo tinggal mencari ojek yang akan mengantar lo ke Desa Pancasila untuk memulai pendakian.

Untuk berhasil mendaki gunung dengan keindahan alam yang luar biasa ini, nyali, mental, dan kekuatan fisik lo akan diuji. Oleh karena itu, ada beberapa hal yang perlu lo perhatikan sebelum mendaki gunung ini.

Pertama, persiapan fisik yang matang akan lo butuhkan karena jarak tempuh normal dari Desa Pancasila ke puncak Tambora membutuhkan waktu sekitar 3 hari 2 malam. Kedua, cari tahu sumber air yang ada di pos-pos pendakian dan bawalah air yang cukup supaya lo tidak mengalami dehidrasi. Ketiga, gunakan jalur yang sama ketika lo naik dan turun gunung agar tidak tersesat. Keempat, mendakilah ke puncak sebelum matahari bersinar terik, idealnya sekitar pukul 3-5 pagi dari pos pendakian. Terakhir, melihat pemandangan dari puncak Tambora merupakan penghargaan besar atas usaha lo. Jangan lupa untuk segera mengambil foto saat cuaca cerah karena kabut sering muncul di sini.

Selain memanjakan mata dengan daya tarik pemandangan alam Flores yang menakjubkan, lo juga bisa memperkaya pengalaman budaya lo di desa-desa tradisionalnya. Salah satu desa unik yang ada di sini dan belum diketahui oleh banyak wisatawan adalah Desa Belaraghi, sebuah kampung adat etnis Ngada di mana lo bisa merasakan keaslian budaya dan tradisi masyarakat setempat yang masih terjaga. Kehidupan di desa ini jauh dari keramaian dengan hamparan alam yang tak mudah dilewati.

Untuk menuju desa ini dari Jakarta, pertama lo harus berangkat ke Bajawa menggunakan pesawat yang transit di Kupang. Desa ini terletak di Keligejo, Kecamatan Aimere, sekitar 45km dari Kota Bajawa yang bisa dilalui menggunakan kendaraan pribadi. Ada dua alternatif untuk sampai ke desa ini, yaitu trekking dari Desa Beiposo melewati hutan dan perbukitan sejauh 11km selama 3 jam, atau berkendara dari pertigaan Aimere sampai ke Desa Paukate, lalu mendaki melalui bukit sejauh 3km dengan pemandangan laut.

Sesampainya di Desa Belaraghi, lo akan melihat keunikan 16 rumah tradisional beratapkan daun rumbia yang saling berhadapan dengan fondasi rumah yang lebih rendah dari pelataran di depannya. Serunya lagi, lo akan diperlakukan sebagai tamu yang disambut dengan sukacita dan diberi suguhan-suguhan kehormatan. Mulai dari ubi rebus, pisang, talas, hingga sambal khas Flores disajikan bersama kopi atau arak. Selanjutnya, makan siang lo akan disajikan sebagai bagian dari tradisi ti'i ka ebunusi atau ‘menyajikan masakan untuk leluhur’. Oleh karena itu, jangan sungkan untuk bermalam di sini dan berinteraksi dengan warga Belaraghi.

Kebanyakan orang mengira bahwa pemandangan terbaik Flores hanya ada di Kepulauan Komodo. Padahal, keindahan alam Flores tersebar di seluruh penjuru pulau ini. Salah satu tempat yang wajib lo kunjungi selain Kepulauan Komodo adalah Kepulauan Riung yang terletak di Kecamatan Riung, Kabupaten Ngada. Kawasan yang dikenal dengan nama Taman Laut 17 Pulau Riung adalah pulau-pulau kecil yang berjejer di Pulau Flores yang luasnya mencapai 9.900 hektar. Keindahan taman laut ini sebanding dengan Kepulauan Komodo, namun dengan suasana yang jauh lebih tenang dan sepi karena daerah ini masih jarang didatangi wisatawan, antara lain karena akses yang lebih sulit dilalui.

Nama Taman Laut 17 Pulau Riung terinspirasi oleh hari kemerdekaan Indonesia, yaitu tanggal 17 Agustus, meski jumlah pulau yang tersebar di kawasan ini sebenarnya lebih dari 17 pulau. Salah satu pulau terbesar yang ada di sini dan terkenal dengan habitat kelelawar yang jumlahnya mencapai ribuan ekor adalah Pulau Ontoloe atau Pulau Kelelawar. Selain itu, Pulau Laingjawa dan sebagian besar pulau lainnya juga memiliki perairan yang sangat jernih dan ditumbuhi berbagai macam terumbu karang. Pulau-pulau ini bisa lo jelajahi menggunakan kapal sewaan dari warga sekitar.

Taman Laut 17 Pulau Riung berjarak sekitar 75km dari ibu kota Kabupaten Ngada, yaitu Bajawa. Untuk sampai ke kawasan ini dari Jakarta, lo bisa terbang ke Bajawa via Kupang. Selanjutnya, lo tinggal menempuh 2,5 jam dengan kendaraan bermotor melewati hamparan sabana dan perbukitan hingga sampai di kepulauan cantik yang merupakan bagian dari Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Nusa Tenggara Timur ini.

Di Pulau Flores, terdapat sebuah gunung berapi berbentuk piramida dengan puncak runcing setinggi 2.245 mdpl. Meski gunung ini merupakan gunung tertinggi di Flores, hanya diperlukan 3-5 jam untuk mencapai puncaknya. Tapi, jangan anggap sepele pendakian lo karena jalur pendakian gunung kebanggaan masyarakat Ngada ini terbuat dari kerikil dan batuan cadas yang membuat jalan licin, sulit dipijak, dan membuat pendaki rentan jatuh meluncur. Kemiringannya pun makin tajam dan curam makin ke atas. Bahkan, di titik-titik tertentu lo harus merangkak supaya tidak mudah tergelincir. Makanya, pendakian menuju puncak Inerie bakal memberi lo sensasi hebat yang memacu adrenalin.

Lo bisa mengawali pendakian ke gunung ini saat dini hari dari Desa Watumeze yang sudah berada di dataran yang cukup tinggi, dan tiba di puncaknya saat matahari mulai terbit. Dalam perjalanan pendakian lo, lo akan melihat kawah yang cukup besar dan dalam. Letupan kecil gunung ini di masa lalu telah memunculkan danau berwarna merah dari kawah gunung yang diberi nama Wawomudha. Diameternya sekitar 500m dengan kedalaman 150m.

Saat sampai di puncak Gunung Inerie, mata lo akan disuguhkan oleh pemandangan eksotis dari seluruh penjuru. Mulai dari deretan pegunungan dalam balutan awan, bentang pedesaan dan lembah hijau, perbukitan berlapis-lapis dangan lereng yang terjal, hingga sabana di kaki gunung yang berbatasan langsung oleh laut, menghadirkan rasa kagum dan syukur atas kekayaan alam yang sungguh megah.

Tertantang untuk mendaki Gunung Inerie? Gunung ini terletak di Kabupaten Ngada, sekitar 15km dari Bajawa – pusat kota Kabupaten Ngada. Untuk mencapai Gunung Inerie dari Jakarta, lo bisa mengambil penerbangan ke Kota Bajawa yang akan transit di Kupang. Dari Bajawa, lanjutkan perjalanan lo dari Terminal Watujaji ke Desa Bela, sebuah desa adat yang menjadi saksi keindahan alam Gunung Inerie. Dari desa ini, terus berkendara ke arah Desa Watumeze menggunakan transportasi pribadi atau sepeda motor. Desa ini adalah titik awal pendakian yang paling populer untuk mencapai puncak Gunung Inerie.